Rumusan Hakekat
manusia sebagai mahluk social memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan. Supportive dan ekspresive. Dari fungsi-fungsi ini diharapkan bukan saja menjadi landasan, materi kegiatan dan bahkan pendekatan/ proses-proses dalam merancang, mengoperasikan, mengevaluasi program pendidikan non formal.
Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungan. Jadi kepribadian adalah suatu kesatuan psikofisik termasuk bakat, kecakapan, emosi, keyakinan, kebiasaan, menyatakan dirinya dengan khas di dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan peranan pendidik/tutor dalam pengembangan kepribadian adalah menjadi jembatan penghubung atau media untuk mengaktualisasikan potensi psikofisik individu dalam menyelesaikan diri dengan lingkungannya.
Sifat hakekat manusia menjadi kajian antropologi, yang hasilnya sangat diperlukan dalam upaya menumbuh kembangkan potensi.
Hakikat Karya Manusia
Kebudayaan, sebagian besar manusia seringkali mengartikan bahwa kebudayaan adalah terbatas pada seni rupa, sesi suara, sastra dan filsafat.
Kebudayaan menurut Koentjaraningrat, adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan berasal dari Bahasa sansekerta yaitu buddhayah
Yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau kekal.
Budaya memiliki unsur-unsur, 7 unsur kebudayaan antara lain:
a) Bahasa
b) Sistem pengetahuan
c) Organisasi social
d) Sistem peralatan hidup dan teknologi
e) Sistem mata pencaharian hidup
f) Sistem religi
g) Kesenian
Sedangkan untuk wujudnya kebudayaan memiliki 4 wujud, yaitu:
a) Kebudayaan sebagai artefak atau benda fisik
Wujud kebudayaan ini menggambarkan bangunan megah seperti candi-candi, juga benda bergerak mobil piring, kamputer, gelas dan lain-lain
b) Kebudayaan sebagai sistem tingkah laku dan tindakan berpola
Menggambarkan wujud tingkah laku manusia seperti menari,bicara,tingkah laku dalam suatu pekerjaan. Seluruh gerak-gerik setiap harinya yang dilakukan berdasarkan system.
c) Kebudayaan sebagai sistem gagasan
Wujud kebudayaan ini lebih bersifat abstrak, tidak dapat difoto, hanya dapat diketahui serta dipahami oleh orang lain setelah dipelajari secara mendalam.
d) Kebudayaan sebagai sistem nilai
Menggambarkan gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga suatu kebudayaan sejak usia dini, dan sukar untuk berubah.
Hakikat Waktu Manusia
Waktu. Satu kata yang masih menjadi misteri dan perbincangan yang tak kunjung habis oleh kalangan filsuf, agamawan dan ilmuwan. Orang modern pada umumnya menandai waktu dengan jam, yang menunjukkan waktu dengan tepat. Sedangkan orang zaman dahulu, waktu ditandai dengan peredaran matahari dan rembulan. Meski demikian, apa sebenarnya hakekat waktu itu? Apakah dia Makhluk(ciptaan)? Mungkin tulisan ini tak bisa menjawab, namun setidaknya menginterpretasikan ulang maknanya.
Menurut filsuf, waktu diartikan sebagai ukuran dari gerak, dan pergerakan selalu berada dalam waktu yang terukur, sementara kehidupan sebagai adanya gerakan selalu berada dan dapat diukur dengan waktu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hidup adalah waktu, tanpa waktu sulit diandaikan adanya hidup. Hidup, gerak dan waktu adalah satu kesatuan yang sulit dipisahkan dan bagi manusia ketiganya menyatu dalam perbuatan, kreatifitas dan eksistensi (Prof. Dr. Musa Asy’arie: 2002).
Sedangkan disisi lain, dalam kaitanya dengan eksistensi manusia dalam kehidupan, waktu bisa bersifat relatif. Relatifitas waktu tercermin ketika manusia menghadapi suatu peristiwa dengan emosi, empati dan alam bawah sadarnya. Ketika menunggu, misalnya, sedetik rasanya begitu lama. Namun demikian, bagi yang sedang berbahagia atau memadu kasih, waktu sehari seakan hanya sekedipan mata, tak terasa.
Hakikat Alam terhadap manusia
Manusia membangun hubungan timbal balik dengan ekosistemnya. Manusia memperoleh berbagai imajinasi dan cerita tentang ekosistemnya, yang menjadi dasar persepsi mereka terhadap ekosistemnya. Kesemuanya itu memegang peranan dalam membentuk hubungan sistem sosial manusia dengan ekosistemnya. Berbagai imajinasi dan cerita tentang lingkungannya dapat membangun suatu worldview seseorang, berupa persepsi tentang dirinya dan lingkungannya. Setiap orang akan memiliki persepsi dan cerita yang berbeda tentang lingkungannya sehingga membangun suatu worldview masyarakat. Worldview bisa disebut sebagai pikiran manusia atau Pandangan orang terhadap makna realitas dan makna kebenaran. Worldview bermula dari akumulasi konsep-konsep dan sikap mental yang dikembangkan oleh seseorang sepanjang hidupnya. Manusia dan masyarakat menggunakan worldview mereka untuk menginterpretasi informasi lingkungan dan memformulasikan berbagai kegiatan untuk memperlakukan lingkungannya.
Hakikat manusia dengan manusia
Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya. Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya tersebut Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar