Kamis, 12 Juli 2018

Memanusiakan Manusia


MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR

“MEMANUSIAKAN MANUSIA”


Disusun Oleh:
Sulistio Rachmadi (55417795)

KELAS : 1IA19
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Edi Fakhri




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu Budaya Dasar adalah ilmu yang mempelajari yang mepelajari berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya. Ilmu budaya dasar merupakan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan serta dapat menemukan jalan keluarnya.
Oleh karena itu Ilmu Budaya Dasar (IBD), dan Ilmu Sosial Dasar (ISD) dianggap perlu dipelajari. Karena dengan menguasaan ilmu-ilmu tersebut diharapkan mahasiswa mempunyai sikap kritis.

Berkaitan dengan judul yang akan saya ulas dalam makalah ini yaitu tentang Memanusiakan Manusia saya sebagai penulis akan menjelaskan tentang Manusia dan Pandangan Hidup, Manusia dengan Keindahan, Manusia dengan Penderitaan dan Manusia dan Keadilan.     

 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup?
2.      Apa pengertian keindahan?
3.      Apa maksud penderitaan dalam hidup?





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Manusia dan pandangan hidup
Yang dimaksud dengan pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atu bagaimana manusia memiliki rancangan tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang berbeda-beda , maka timbulah pandangan hidup yang dapat dikelompok-kelompokan, disebut aliran atau faham. Sebagai contoh orang yang mengutamakan diri sendiri menimbulkan faham individualisme dan orang yang mengutamakan kepentingan umum atau masyarakat menimbulkan faham sosialisme.
Pandangan hidup juga tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia pada umumnya.oleh karena itu, pandangan hidup yang sempurna merupakan wujud pertama kebudayaan yang tidak boleh terlepas dari nilai budaya.
Pelukis Basuki Abdullah mempunyai pandangan keindahan bahwa sesuatu dapat dikatakan indah apabila sesuai dengan keindahan alam . oleh karena itu lukisan kuda ataupun manusia harus benar-benar sesuai dengan wujudnya baik dari segi struktur maupun warnanya  sehingga orang mengagumi keindahannya akan berkomentar, “Aih betapa indahnya, persis seperti aslinya!”. Pandangan tersebut dalam seni lukis disebut alira naturalisme. Sedangkan pelukis S.Soedjojono memiliki pemikiran atau pemandangan, bahwa nilai seni yang indah adalah yang menggambarkan ekspresi sang pelukis. Sebab dengan paham ini perasaan, pikiran, ataupun pandangan sang pelukis akan tercermin dalam karyanya. Aliran yang disebut ekspesionisme ini berpendapat bahwa karya seperti itu dapat mengutarakan apa yang terasa, terpikir, ataupun terpandang oleh pelukis. Mereka tidak menjiplak alam (memetik), tetapi menciptakan karya seni. Oleh karena itu mereka tidak terikat oleh alam, tetapi bebas menciptakan karya. Misalnya karya yang diberijudul Wawayangan oleh S.Soedjojono menggambarkan kehidupan dalam masyarakat secara rohani. [1] Pelukis seperti Popo Iskandar pandangan hidupnya tidaklebih tidak terikat oleh alam ataupun perasaan pelukis tetapi menciptakan suatu yang baru yang lebih mengarah pada abstraksi (tidak jelas) sehingga alirannya dikenal sebagai aliran abstraksisme atau kubisme karena kadang-kadang dalam mewujudkan lukisan banyak menggunakan kubus atu garis-garis.
Bagi orang awam pemikiran aliran ini sulit dipahami, akan tetapi bagi mereka yang mengerti akan berpendapat bahwa itulah hasil karya manusia yang sebenarnya.
Dari ketiga contoh diatas dapat dikembangkanbagaimana manusia memandang kehidupan yang lain brdasarkan nilai-nilai budaya dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu adalah menangis , tertawa,berpikir, berkata, bercinta, mempunyai keturunan, dan sebagainya.
Kebutuhan hidup adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani adalah pangan, sandang, dan papan. Sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan, kesejahteraan, kepuasan hiburan, dan sebagainya.

Dalam mencukupi kebutuhan baik kodrat maupun kebutuhan hidup, manusia memerlukan bantuan orang lain.
Berdasarkan dorongan kebutuhan kodrat dan kebutuhan hidup, maka setiap orang mengharapkan kebutuhan hidup dapat terpenuhi. Sehubungan dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow mengategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam, yang merupakan lima harapan manusia adalah :
1.      Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival).
2.      Harapan untuk memperoleh keamanan (safety).
3.      Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love).
4.      Harapan memperoleh status atau untuk diterima atu diakui lingkungan.
5.      Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization)

B. Manusia dengan Keindahan
           Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsaYunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnyamenyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, SedangkanAritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik jugamenyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yangindah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah danadab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran .Jadipengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam,keindahan moral dan keindahan intelektual.
·         Makna Keindahan
Mejawab pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakanpekerjaan yang sulit. Ini kalau yang di tuntut jawaban yang bisa memuaskansemua pihak. Kesulitan semacam itu memang bisa di mengerti oleh karenasampai sekarang ini kita bisa temukan berbagai batasan atau pengertiantentang keindahan yang celakanya, berada satu sama lain.Sekedar penguat konstatasi di atas, baik juga di lihat beberapa persepsi tentangkeindahan berikut ini:

    Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat.
    Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yangteratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu samalain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaanya itubelum indah. Keindahan harus bisa memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah,karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
    Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan. Yang indah memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsiyang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat di samakandengan kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyataadalah yang baik.Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasasenang. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasasenang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnyapaling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan. Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kitaharus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akanmengecewakan kita yang menuntut adanya suatu pengertian yang tunggal tapiyang memuaskan. Namun demikian, dari pengertian yang ada, sebenarnya,kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian sendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan dari suatupengertian yang di kemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan-pengelompokan yang ada.
Pengelompokan-pengelompokan yang dapat kita sebut adalah sebagai berikut:
    Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu padaobyek dan subyek. Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalahkeindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaipengamat harus menerima sebagai semestinya. Sedang yang kedua, yangdisebut keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya di tinjau darisegi subyek yang melihat dan menghayatinya.
    Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasarkan padacakupanya. Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahansebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
    Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertiankeindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yangterbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandunggagasan tentang kebaikan. Dari apa yang di kemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itukeindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahansebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantungpada subyeknya.

C. Manusia Dengan Penderitaan
             Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal  dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
   Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
     Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
    Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
            Penderitaan adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal  dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
   Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
     Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
    Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. PendePenderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.ritaan adalah bagian dari kehidupan.
            Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
   Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan  kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan  suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan  mental bisa berujung pada gangguan jiwa  dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.

D. Manusia dengan keadilan
    Menurut Aristoteles, Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
    Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia  sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
    Menurut Socrates, Keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
    Kong Hu Cu berpendapat bahwa Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
    Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat sebelah dan tidak semena – mena serta tidak memihak.
    Secara umum, Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
    Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.
    Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.
Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain,  ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
sila Ketiga, Persatuan Indonesia;  menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.
Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan/perwakilan;  mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing
sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup.Nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya,tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan,santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang dihalalkan agama.
    Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
    Ada tiga macam godaan yang merusak nama baik, yaitu harta, tahta, dan wanita.
    Jalan yang dapat merusak nama baik antara lain, antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
    Untuk memulihkan nama baik, manusia harus berubah menjadi lebih baik dan minta maaf.
    Untuk merehabilitasinya, hanya perlu dua langkah yang bisa dilakukan:
1. Identifikasi penyebab rusaknya nama baik.
2. Lakukan upaya pemulihan

    Cara untuk memulihkan nama baik:
– Bila kerusakan nama baik akibat suatu kesalahan, akuilah kesalahan itu, lalu ungkapkan penyesalan dan permohonan maaf.
– Bila kerusakan nama akibat suatu kegagalan, jalan terbaik adalah menebus kegagalan itu dengan mencapai prestasi lebih baik.
– Bila kerusakan nama baik akibat kesalahpahaman, carilah jalan untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.
– Bila kerusakan nama baik akibat fitnah, tunjukkan dengan bukti dan fakta yang membantah fitnah itu.






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang.Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.







Daftar Pustaka  :
http://roudlotunmemanusiakanmanusia.blogspot.com/
http://rahmayanti27.blogspot.com/2017/04/ilmu-budaya-dasar-memanusiakan-manusia.html
https://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keadilan-bab7/
http://khresnaimaniap.blogspot.com/2015/05/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan_6.html
http://oebudhi.blogspot.com/2012/04/manu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar