MAKALAH
ILMU
BUDAYA DASAR
“MEMANUSIAKAN
MANUSIA”
Disusun
Oleh:
Sulistio
Rachmadi (55417795)
KELAS
: 1IA19
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK INFORMATIKA
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen
: Edi Fakhri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ilmu Budaya
Dasar adalah ilmu yang mempelajari yang mepelajari berbagai masalah kemanusiaan
dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai
bidang pengetahuan yang tergolong dalam Pengetahuan Budaya. Ilmu budaya dasar
merupakan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan serta dapat menemukan jalan keluarnya.
Oleh karena
itu Ilmu Budaya Dasar (IBD), dan Ilmu Sosial Dasar (ISD) dianggap perlu
dipelajari. Karena dengan menguasaan ilmu-ilmu tersebut diharapkan mahasiswa
mempunyai sikap kritis.
Berkaitan
dengan judul yang akan saya ulas dalam makalah ini yaitu tentang Memanusiakan
Manusia saya sebagai penulis akan menjelaskan tentang Manusia dan Pandangan
Hidup, Manusia dengan Keindahan, Manusia dengan Penderitaan dan Manusia dan
Keadilan.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup?
2. Apa pengertian keindahan?
3. Apa
maksud penderitaan dalam hidup?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia dan pandangan hidup
Yang dimaksud dengan pandangan hidup
adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atu bagaimana manusia memiliki
rancangan tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang berbeda-beda ,
maka timbulah pandangan hidup yang dapat dikelompok-kelompokan, disebut aliran
atau faham. Sebagai contoh orang yang mengutamakan diri sendiri menimbulkan
faham individualisme dan orang yang mengutamakan kepentingan umum atau
masyarakat menimbulkan faham sosialisme.
Pandangan hidup juga tidak terlepas
dari masalah nilai dalam kehidupan manusia pada umumnya.oleh karena itu,
pandangan hidup yang sempurna merupakan wujud pertama kebudayaan yang tidak boleh
terlepas dari nilai budaya.
Pelukis Basuki Abdullah mempunyai
pandangan keindahan bahwa sesuatu dapat dikatakan indah apabila sesuai dengan
keindahan alam . oleh karena itu lukisan kuda ataupun manusia harus benar-benar
sesuai dengan wujudnya baik dari segi struktur maupun warnanya sehingga orang mengagumi keindahannya akan
berkomentar, “Aih betapa indahnya, persis seperti aslinya!”. Pandangan tersebut
dalam seni lukis disebut alira naturalisme. Sedangkan pelukis S.Soedjojono
memiliki pemikiran atau pemandangan, bahwa nilai seni yang indah adalah yang
menggambarkan ekspresi sang pelukis. Sebab dengan paham ini perasaan, pikiran,
ataupun pandangan sang pelukis akan tercermin dalam karyanya. Aliran yang
disebut ekspesionisme ini berpendapat bahwa karya seperti itu dapat
mengutarakan apa yang terasa, terpikir, ataupun terpandang oleh pelukis. Mereka
tidak menjiplak alam (memetik), tetapi menciptakan karya seni. Oleh karena itu
mereka tidak terikat oleh alam, tetapi bebas menciptakan karya. Misalnya karya
yang diberijudul Wawayangan oleh S.Soedjojono menggambarkan kehidupan dalam
masyarakat secara rohani. [1] Pelukis seperti Popo Iskandar pandangan hidupnya
tidaklebih tidak terikat oleh alam ataupun perasaan pelukis tetapi menciptakan
suatu yang baru yang lebih mengarah pada abstraksi (tidak jelas) sehingga
alirannya dikenal sebagai aliran abstraksisme atau kubisme karena kadang-kadang
dalam mewujudkan lukisan banyak menggunakan kubus atu garis-garis.
Bagi orang awam pemikiran aliran ini
sulit dipahami, akan tetapi bagi mereka yang mengerti akan berpendapat bahwa
itulah hasil karya manusia yang sebenarnya.
Dari ketiga contoh diatas dapat
dikembangkanbagaimana manusia memandang kehidupan yang lain brdasarkan
nilai-nilai budaya dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu adalah
menangis , tertawa,berpikir, berkata, bercinta, mempunyai keturunan, dan
sebagainya.
Kebutuhan hidup adalah kebutuhan
jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani adalah pangan, sandang, dan papan.
Sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan, kesejahteraan, kepuasan
hiburan, dan sebagainya.
Dalam mencukupi kebutuhan baik kodrat
maupun kebutuhan hidup, manusia memerlukan bantuan orang lain.
Berdasarkan dorongan kebutuhan kodrat
dan kebutuhan hidup, maka setiap orang mengharapkan kebutuhan hidup dapat
terpenuhi. Sehubungan dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow mengategorikan
kebutuhan manusia menjadi lima macam, yang merupakan lima harapan manusia
adalah :
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan
hidup (survival).
2. Harapan untuk memperoleh keamanan
(safety).
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban
untuk mencintai dan dicintai (beloving and love).
4. Harapan memperoleh status atau untuk
diterima atu diakui lingkungan.
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan
cita-cita (self actualization)
B. Manusia dengan Keindahan
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian
semula dari bangsaYunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato
misalnyamenyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah,
SedangkanAritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik
jugamenyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan
yangindah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah
danadab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam
arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan
dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran .Jadipengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam,keindahan moral dan
keindahan intelektual.
· Makna
Keindahan
Mejawab
pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakanpekerjaan yang sulit.
Ini kalau yang di tuntut jawaban yang bisa memuaskansemua pihak. Kesulitan
semacam itu memang bisa di mengerti oleh karenasampai sekarang ini kita bisa
temukan berbagai batasan atau pengertiantentang keindahan yang celakanya,
berada satu sama lain.Sekedar penguat konstatasi di atas, baik juga di lihat
beberapa persepsi tentangkeindahan berikut ini:
Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan
rasa menyenangkan bagi yang melihat.
Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan
susunan yangteratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu samalain,
atau dengan keseluruhan itu sendiri. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum
baik ciptaanya itubelum indah. Keindahan harus bisa memupuk perasaan moral.
Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah,karena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral.
Keindahan dapat terlepas sama sekali dari
kebaikan. Yang indah memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsiyang
harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat di samakandengan kebaikan. Jadi
yang indah adalah nyata dan yang nyataadalah yang baik.Keindahan adalah sesuatu
yang dapat mendatangkan rasasenang. Yang indah adalah yang paling banyak
mendatangkan rasasenang, dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat-singkatnyapaling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kitaharus percaya
bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akanmengecewakan
kita yang menuntut adanya suatu pengertian yang tunggal tapiyang memuaskan.
Namun demikian, dari pengertian yang ada, sebenarnya,kita bisa menempatkannya
dalam kelompok-kelompok pengertian sendiri, paling tidak kita bisa menangkap
arah atau kecenderungan dari suatupengertian yang di kemukakan seseorang sesuai
dengan pengelompokan-pengelompokan yang ada.
Pengelompokan-pengelompokan
yang dapat kita sebut adalah sebagai berikut:
Pengelompokan pengertian keindahan berdasar
pada titik pijak atau landasannya.Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan,
yaitu yang bertumpu padaobyek dan subyek. Yang pertama, yaitu keindahan yang
obyektif, adalahkeindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita
sebagaipengamat harus menerima sebagai semestinya. Sedang yang kedua,
yangdisebut keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya di tinjau
darisegi subyek yang melihat dan menghayatinya.
Pengelompokan pengertian keindahan dengan
berdasarkan padacakupanya. Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa
membedakan antara keindahansebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah
benda tertentu yang indah.
Pengelompokan pengertian keindahan berdasar
luas sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara
pengertiankeindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti
yangterbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,
mengandunggagasan tentang kebaikan. Dari apa yang di kemukakan di atas, dua hal
bisa kita petik, yaitu : pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati,
sehingga jawaban terhadap apa itukeindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam.
Kedua, keindahansebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat
tergantungpada subyeknya.
C. Manusia Dengan Penderitaan
Penderitaan adalah
bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita berasal dari
bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa
bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang
berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah,
depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan
ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat
hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari
seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak
saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah
teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan
yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai
keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang
manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas
manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian
dari kehidupan.
Penderitaan adalah bahasa yang
sering kita dengar. Penderitaan berasal
dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan
ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat
hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari
seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak
saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah
teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan
yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai
keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang
manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan
jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas
manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu
merupakan penderitaan bagi orang lain. PendePenderitaan biasanya di sebabkan
oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa
Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah.Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan.ritaan adalah bagian dari kehidupan.
Penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya menderita akan
mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia
yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam
hidupnya. Ini terjadi di karenakan
kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami
kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala-
gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a)
Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b)
Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya
emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang
kekalutan mental bisa berujung pada
gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga
orang tersebut merasa rendah diri.
D. Manusia dengan keadilan
Menurut Aristoteles, Keadilan adalah
kelayakan dalam tindakan manusia.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri
manusia sehingga yang dikatakan adil
adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Menurut Socrates, Keadilan tercipta
bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan
tugasnya dengan baik.
Kong Hu Cu berpendapat bahwa Keadilan
terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai
raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil
berarti tidak berat sebelah dan tidak semena – mena serta tidak memihak.
Secara umum, Keadilan adalah pengakuan dan
perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta
untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya
menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan
mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita
hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah
diperbudak atau diperas orang lain.
Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan
dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada
siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.
Sila Pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha
Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun
dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat
beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
Sila Kedua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan
memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia
serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat
dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
sila Ketiga,
Persatuan Indonesia; menumbuhkan sikap
masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut
memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta
loyal terhadap sesama warga negara.
Sila Keempat,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawarahan/perwakilan; mengajak
masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan
pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung bersama sesama warga
atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing
sila Kelima,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam
memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing
kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir
dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.
Nama baik
merupakan tujuan utama orang hidup.Nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah
laku atau perbuatannya,tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara
berbahasa, cara bergaul, sopan,santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan – perbuatan yang dihalalkan agama.
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya
tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Ada tiga macam godaan yang merusak nama
baik, yaitu harta, tahta, dan wanita.
Jalan yang dapat merusak nama baik antara
lain, antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok dan menempuh
semua jalan yang diharamkan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus
berubah menjadi lebih baik dan minta maaf.
Untuk merehabilitasinya, hanya perlu dua
langkah yang bisa dilakukan:
1. Identifikasi
penyebab rusaknya nama baik.
2. Lakukan
upaya pemulihan
Cara untuk memulihkan nama baik:
– Bila
kerusakan nama baik akibat suatu kesalahan, akuilah kesalahan itu, lalu
ungkapkan penyesalan dan permohonan maaf.
– Bila
kerusakan nama akibat suatu kegagalan, jalan terbaik adalah menebus kegagalan
itu dengan mencapai prestasi lebih baik.
– Bila
kerusakan nama baik akibat kesalahpahaman, carilah jalan untuk menjelaskan
duduk perkara yang sebenarnya.
– Bila
kerusakan nama baik akibat fitnah, tunjukkan dengan bukti dan fakta yang
membantah fitnah itu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari
Cinta kasih dan sayang.Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu
keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta
yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah
kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan,
apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan
yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat
menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
Daftar Pustaka :
http://roudlotunmemanusiakanmanusia.blogspot.com/
http://rahmayanti27.blogspot.com/2017/04/ilmu-budaya-dasar-memanusiakan-manusia.html
https://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keadilan-bab7/
http://khresnaimaniap.blogspot.com/2015/05/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan_6.html
http://oebudhi.blogspot.com/2012/04/manu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar