Selasa, 23 Oktober 2018

Teknologi 4G


Teknologi 4G
Siapa yang tidak mengenal Khoirul Anwar, Salah satu lulusan Mahasiswa terbaik di Institut Teknologi Bandung(ITB).
Sebagai anak desa yang lahir di Kediri, Jawa Timur, Ia tiap hari bertugas menjadi tukang arit, atau penyambit rumput sebagai makanan ternak, Namun suatu hari,Ayahnya meninggal dunia. Ibunya pun harus menjadi sandaran untuk menghidupi keluarga mereka. Melihat kondisi itu, Khoirul Anwar yang saat itu baru lulus SD memohon pada ibunya agat bisa tetap bersekolah.Sebab, ia sangat suka berlajar apalgi ilmu-ilmu sains, khususnya Faraday dan Einstein.

            Pada akhirnya ibu Khoirul Anwar pun mengabulkan permaintaannya dengan minta ia untuk belajar lebih rajin agar bisa sekolah hingga tinggkat paling tinggi. Khoirul Anwar pun tak  menyia nyiakan kesempatan emas itu. Ia belajar sungguh sungguh hingga menjadi juara kelas terbaik disekolahnya.Ia pun berhasil masuk ke sekolah yang ia inginkan dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Hingga akhirnya ia menjadi lulusan terbaik di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia melanjutkan pendidikannya di Jepang selama 1,5 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar magisternya dan kemudian melanjutkan ke studi Doktoral.
            Saat menyelesaikan studi Doktoral,Khoirul Anwar melakukan penelitian tentang teknologi komunikasi, salah satunya teknologi 4G LTE.Awalnya ia punya masalah pada Wi-Fi. Ia ingin membuat solusi karena power Wi-Fi kerap tidak stabil. Kadang bekerja kuat sekejap kemudian melemah dan dia juga suka mendengar keluhan dari teman temannya.
            Khoirul Anwar pun tetap tidak menyerah dengan menggunakan algoritma Fast Fourier Transfrom (FFT) berpasangan. FFT merupakan algoritma yang kerap digunakan untuk mengolah sinyal digital, Dia menggunakan hipotesis, cara tersebut digunakan untuk menguatkan catu daya sehingga bisa stabil.
            Hipotesis Khoirul Anwar pun awalnya dianggap remeh bahkan ditertawakan para ilmuwan di Australia dan Jepang. Banyak beranggapan jika FFT jika dipasangkan maka keduanya maka sinyal digital tersebut akan menghilang. Tetapi Khoirul anwar tetap yakin, pemikiran ini bisa menjadi solusi keluhan banyak orang.
            Khoirul Anwar kemudian pergi ke Amerika Serikat untuk mengemukakan idenya yang sama ke para ilmuan disana, dia mendapat sambutan luar biasa dari orang Amerika disana, sempat menjadi bahan tertawaan diIndonesia mendapat hak paten milik dia yang bernama Transmitter and Receiver atau bahasa kerenya 4G LTE.
            Tahun 2008 ide Khoirul Anwar dijadikan standar telekomunikasi oleh International Telecommunication Union(ITU), yang berbasis Swiss. Dua tahun kemudian, temuan itu diterapkan pada satelit yang dinikmati umat manusia di muka bumi dengan sinyal Wi-Fi yang lebih stabil.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar