Integrasi berasal dari
bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai
integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih
tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Sedangkan yang disebut
integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu
sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.Suatu integrasi
sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.
Prasangka
Prasangka (prejudice)
diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu
buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”.
Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk.
Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Diskriminasi
Diskriminasi merujuk
kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu
tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai
dalam masyarakat manusia,Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk
membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara
tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama
dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang
diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Diskriminasi langsung, terjadi
saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik
tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat
adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi tidak langsung, terjadi
saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan
di lapangan
Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu suatu
kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri
sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok
ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan
kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain
dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku
berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
Setiap suku bangsa atau ras
tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi
kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung menganggap
kebudayaan mereka sebagai salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan
kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka
miliki, dipandang sebagai, dipandang sebagai suatu yang kurang baik,
kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya.
Pertentangan Sosial
Konflik (pertentangan) mengandung
suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan
orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar
konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari
situasi konflik yaitu :
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau
baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik.
Unit-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah,
nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
Konflik merupakan suatu tingkah laku
yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,
misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang
paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu
masyarakat:
Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk
kepada adanya
pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan
dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang
Pada taraf kelompok, konflik
ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari
perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,
nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota
kelompok, serta minat mereka.
Para
taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai
dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang
bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta
minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis
didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan
lain.
Penganut konflik berpendapat
bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan
di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian
besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial,
nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
PERTENTANGAN DAN KETEGANGAN
DALAM MASYARAKAT
Konflik
(pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan
yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar
yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1. Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2. Unti-unit ter sebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu,
2. Unti-unit ter sebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu,
Golongan-Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia digolongkan
sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan
sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara
Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang
mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi,
dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan
Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia
setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi
bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada
pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika),
berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi
penghambat dalam integrasi:
Tuntutan penguasaan atas
wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan
ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam
perbedaan kesukuan
Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap
seseorang anggota golongan tertentu
Integrasi Sosial adalah merupakan
proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu
kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras,
etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial
antara lain:
Masyarakat berhasil menciptakan
kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan
dijadikan pedoman
Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta
dijalankan secara konsisten
Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami
semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang
dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang
pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi
diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan
kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi
internasional, antara lain:
Integritas sosial itu sendiri
Integrasi sosial adalah penyatuan dua
atau lebih unsur sosial menjadi satu kesatuan utuh yang dapat diterima dengan
baik. Kata integrasi berasal dari bahasan inggrisyaitu “Integration” yang
artinya kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial juga dapat diartikan
sebagai proses adaptasi antara kelompok kelompok yang berbeda dalam suatu
kehidupan bermasyarakat. Tujuan umum dari integrasi sosial adalah untuk
melakukan pengendalian terhapad konflik dan penyimpangan sosial serta untuk
menyatukan unsur unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat. Integrasi sosial
penting untuk menjaga masyarakat agar siap menghadapi tantangan, baik beruapa
tantangan fisik atau mental yang terjadi dalam kehidupan sosial.
PROSES TERJADINYA INTEGRASI SOSIAL
Suatu masyarakat memiliki komponen dan unsur unsur yang
saling berkaitan satu sama lain. Bagaimanapun, komponen dan unsur – unsur
masyarakat ini pasti memiliki suatu perbedaan, tetapi mau tidak mau mereka
harus bekerja sama untuk saling mendukung agar sama-sama mendapat keuntungan.
Untuk itu perlu terbentuk integrasi sosial, berikut adalah proses terjadinya
suatu integrasi sosial :
1. Tahap Interaksi
Interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik dalam
masyarakat yang tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan
pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu.
2. Tahap Identifikasi
Setelah saling mengenal melalui proses interaksi, maka masing
masing pihak akan berusaha untuk saling menerima dan memahami satu sama lain.
3. Tahap Kerjasama
Kerjasama timbul apabila orang orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan yang sama.
4. Tahap Akomodasi
Setelah bekerja sama dan menjalankan tugasnya masing
masing, biasanya akan muncul konflik dan pertentangan antar pihak-pihak yang
terlibat.
5. Tahap Asimilasi
Setelah melalui beberapa permasalah dan mampu mengatasi
permasalah tersebut tanpa menimbulkan perpecahan,
6. Tahap Integrasi
Setelah proses asimilasi, maka akan terbentuk integrasi.
Pada proses integrasi penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda terjadi
dan kemudian membentuk keserasian dalam menjalani fungsi kehidupan.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRASI SOSIAL
1. Homogenitas Kelompok
Homogenitas kelompok adalah kemiripan atau kesamaan dalam
suatu kelompok masyarakat baik itu kepribadian, ciri atau adat istiadat.
2. Besar Kecilnya Kelompok Masyarakat
Semakin besar suatu kelompok maka perbedaan yang muncul
akan semakin banyak pula.
3. Mobilitas Geografis (Perpindahan Fisik)
Perpindahan atau pergerakan penduduk secara geografis
akan menimbulkan banyak keanekaragaman dalam suatu wilayah.
4. Efektivitas dan Efisiensi Komunikasi
Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah
komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu
pihak kepada pihak lainnya.
Lancarnya komunikasi antar individu atau antar kelompok
dalam suatu lingkungan masyarakat merupakan sebuah pertanda bahwa mereka memiliki
hubungan sosial yang baik satu sama lain. Dengan ini maka akan lebih mudah
untuk mencapai suatu kesepakatan, karenanya efektivitas dan efisiensi dari
komunikasi akan mempengaruhi integrasi sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar